Puisi Hati

Wednesday, June 19, 2013

Perempuan Hujan


Hari belumlah senja dan hujan turun tanpa aba aba, seperti panah pecah dipunggung jalan raya..
Dinginnya menjarah udara, menelusup pintu jendela
Tlah sampai pula dinginnya pada batu, menghanyutkan luka sampai kehulu..

Hujan tetap gemrisik daun daun terosak asik, meniti dahan melati, menjatuhkan sepi, menumbuhkan rindu pada perempuanku
Ia perempuan yang biasa bermain dengan hujan, menyimpannya dalam sepotong cerita, ia yang slalu menghangatkan hati, tiap kali kutatap dari matanya terbit matahari..

Dijalan hujan masih beradu suara dengan roda roda, dan aku diam menghayati sepinya jiwa, sebab senyumnya masih berlari lari dibola mata, duduk terpaku diguyur hujan rindu pada perempuanku
Hujan perlahan menuruni dahan dahan, mengembun pada pipa pipa disamping jembatan, dan aku slalu melihat senyummu dalam tiap tetesnya, entah sudah keberapa ribu kalinya ” aku hujan dan kau awan dua bagian yang saling bertautan ” demikian ia berkata sembari melempar senyumnya….

No comments:

Post a Comment