Siang mendung menunutup sang mentari
Sama seperti para punggawa negri yang menutup hati
Mereka tak mampu lagi melihat,generasi yang berteriak lapar
Tak kenal bangku sekolah,
hanya kenal tepian aspal yang mengasuh dirinya
Negri kita dubur tuan,tapi mereka kelaparan
Kalian seperti nyamuk yang menghisap darah raktyatmu
Lihat tuan di ujung hari,bocah bocah yang kehilangan mimpi
Sementara kalian hanya tau cara merias partaimu
Tuan di ujung negri di batas hidup dan mati mereka lapar
Mereka teriak panggil panggil nama tuan apa tuan tak dengar..?
Diana nurani tuan,punggawa?
Apa sudah pupus di ujung lidah,atau hilang di saku celana ?
Pandai berencana berakhir entah di mana
Paling pandai menguras beras negara
Terlelap di meja kerja.
Lupa alpa akan tugasmu mendengasr suara jelatamu
Hatimu kosong tuan,karena tuan suka berbohong
Tak peka hati,tak lagi dengar suara nurani
Sadarlah tuan,kelak pengadilan agung di delar
Dan tuan takkan lagi mampu menghindar
Lindungilah rakyatmu,jangan melindungi kilau pangkatmu
Sebelum habis masa hdupmu
Sebelum tiba waktu menjemputmu
Tuan wali negri,dengarlah suara kai tuan
oleh : rina rina
No comments:
Post a Comment