Puisi Hati

Monday, November 14, 2011

burung mengejar mimpi



Lenetera redup dalam hamparan rindu yang tartutup mmimpimu
Selarik puisi tlah mati dalam bentangan kata yang termmmaknai
Kala sayup kudengar langgam dari lubuk hati terdalam
Sedang kau terbang terlampau tinggi melayapi sisi sisi awan.



ingatlah wahai burung,sayapmu tak cukup peka memaknai kata kata sang angin
tak cukup tau apa yang mengalir dfi darah sang angin,kelak ia akan mendatangkan segulungan awan yang membutakan

kebekuan itu adalah persimpangan yang membingungkan
,sperti pengembara yang tersesat di padang gamang,lalu berjalan ke arah remang,
rentang sayapmu tak cukup lebar menampung semua hatimu,
yang selalu ingin mengudar,pahitnya,rindunya,
tentang cerita hati yang tersimpan.di ceruknya yang terdalam,diam,karam

tatap matamu tak cukup tajam menangkap apa yang tertanam di bumi
di mana pohon tempatmu bernaung menyendiri,menanti,
kembalilah ke taman itu,di mana sang ibu menanak darah kanakmu hingga dewasa

hinggpalah di sana..di mana ia diam diam berdoa agar si burung tetap bahagia
meski ia ingin benar membuang sesak yang menjejak di dadanya
ia yang selalu diam tapi aku tau di hatinya tersimpan banyak kata kata untukmu
kembalilah ke biru hati  itu.
di mana semua yang datang berulang, lalu perpulang.
tempat semua doa bermula,doa yang terjelma dari sekian mata..
mata yang selalu setia menghapus air matamu,dengan air matanya
mata yang paling setia diantara sekian ribu mata,

No comments:

Post a Comment